Sehari sebelum pernikahan, biasanya gerbang rumah pengantin perempuan
akan dihiasi janur kuning yang terdiri dari berbagai macam tumbuhan dan
daun-daunan:
• 2 pohon pisang dengan setandan pisang masak pada masing-masing pohon, melambangkan suami yang akan menjadi kepala rumah tangga yang baik dan pasangan yang akan hidup baik dan bahagia dimanapun mereka berada (seperti pohon pisang yang mudah tumbuh dimanapun).
• Tebu Wulung atau tebu merah, yang berarti keluarga yang mengutamakan pikiran sehat.
• Cengkir Gading atau buah kelapa muda, yang berarti pasangan suami istri akan saling mencintai dan saling menjagai dan merawat satu sama lain.
• Berbagai macam daun seperti daun beringin, daun mojo-koro, daun alang-alang, dadap serep, sebagai simbol kedua pengantin akan hidup aman dan keluarga mereka terlindung dari mara bahaya.
Selain itu di atas gerbang rumah juga dipasang bekletepe yaitu hiasan dari daun kelapa untuk mengusir roh-roh jahat dan sebagai tanda bahwa ada acara pernikahan sedang berlangsung di tempat tersebut.
Sebelum Tarub dan janur kuning tersebut dipasang, sesajen atau persembahan sesajian biasanya dipersiapkan terlebih dahulu. Sesajian tersebut antara lain terdiri dari: pisang, kelapa, beras, daging sapi, tempe, buah-buahan, roti, bunga, bermacam-macam minuman termasuk jamu, lampu, dan lainnya.
Arti simbolis dari sesajian ini adalah agar diberkati leluhur dan dilindungi dari roh-roh jahat. Sesajian ini diletakkan di tempat-tempat dimana upacara pernikahan akan dilangsungkan, seperti kamar mandi, dapur, pintu gerbang, di bawah Tarub, di jalanan di dekat rumah, dan sebagainya. Dekorasi lain yang dipersiapkan adalah Kembar Mayang yang akan digunakan dalam upacara panggih.
Upacara Siraman
Banyak hal yang harus dipersiapkan sebelum acara dimulai:
• Tempat air dari perunggu atau tembaga yang berisi air dari tujuh mata air.
• Kembang setaman yaitu bunga-bunga seperti mawar, melati, cempaka, kenanga, yang ditaruh di air.
• Aroma lima warna yang digunakan sebagai sabun.
• Sabun cuci rambut tradisional dari abu dari merang, santan, dan air asam Jawa.
• Gayung yang berasal dari kulit kelapa sebagai ciduk air.
• Kursi yang dilapisi tikar, kain putih, dedaunan, kain lurik untuk tempat duduk pengantin selama prosesi berlangsung.
• Kain putih untuk dipakai selama upacara siraman.
• Baju batik untuk dipakai setelah uparaca siraman.
• Kendi.
• Sesajian
Sesajian merupakan hal yang dianggap penting dalam upacara Jawa. Sesajian untuk siraman terdiri dari berbagai macam sajian:
• Tumpeng Robyong, nasi kuning dengan hiasan-hiasan.
• Tumpeng Gundhul, nasi kuning tanpa hiasan.
• Makanan seperti ayam, tahu, telur.
• Buah-buahan seperti pisang dan lain-lain.
• Kelapan muda.
• Tujuh macam bubur.
• Jajanan seperti kue manis, lemper, cendol.
• Seekor ayam jago
• Lampu lentera
• Kembang Telon - tiga macam bunga (kenanga, melati, cempaka).
KEMBAR MAYANG
Kembar mayang adalah dua hiasan yang terbentuk sama(kembar),terbuat dari janur kuning yang sihias dengan berbagai macam susunan buah-buahan,sebagai salah satu syarat utama dalam upacara pernikahan adat jawa.Kedua kembar mayang itu melambangkan calon mempelai wanita.Kembar mayang juga menyiratkan makna kesamaan calon mempelai berdua,kembar(sama) cinta kasihnya,kesamaan cipta(pikiran),rasa(perasaan) dan karsa(kehendak).Kembar mayang juga disebut sebagai Kalpataru,terdiri atas Jayandaru,dan dewa daru,merupakan pohon kehidupan atau pohon keabadian.Jayandaru dan dewa daru sebagai simbol ketentraman dan keselamatan,sehingga kembar mayang sebagai sarana penolak bala agar segala acara pelaksanaan upacara pernikahan sejak persiapan,pelaksanaan hingga selesai dapat terlaksana dengan lancar,sukses dan selamat.Dalam membuat kembar mayang sering dilengkapi dengan sepasang degan(kelapa muda).Hiasan kembar mayang juga dilengkapi wujud burung,dan hiasan burung ini dibuat semenjak Dewi Nawangsih akan menikah.Agar Dewi Nawangsih semakin cantik akan direstui dan dihias oleh ibunya bernama Dewi Nawangwulan.Sebagai sarana agar Dewi Nawangwulan berkenan hadir di pesta pernikahan,kembar mayang diberi hiasan burung.Di dalam masyarakat Jawa upacara mencari kembar mayang serimg disebut dengan istilah tumedhak kembar nayang,yaitu turunya kembae mayang .Kenbar mayang sebenarnya merupakan simbol dari wahyu jodho yang hanya bileh dipinjamsaat pernikahan,maka setelah selesai perayaan pernikahan harus dikembalikan dengan cara dibuang diperempatan jalan/dihanyutkan ke sungai.
Hal-hal yang ada kaitannya dengan kembar mayang antara lain:
• Janur :daun kelapa muda yang berwarna kuning sebagai simbol keagungan/hidayah Tuhan,dan janur.
• Mayang :nama bunga jambe atau sesuatu yang maya-may(indah)dipandang.
• Satriya :Seorang satriya yang bertugas mencari kembar mayang,dan biasa disebut Ki Sarayajati.
• Cantrik :Seorang abdi yang sedang menunggu sekar mancawarna(Kembar mayang).
• Pandhita :Seorang Brahmana yang sering disebut Ki Wasitajati dan pemilik kembar mayang tersebut.
Berdasarkan ceritera wayang purwa dalam dalam lakonPartakrama Kembar Mayang merupakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh Premadi untuk dapat memperisti Wara Sembadra.Makna yang terkandung dalam kembar mayang adalah sebuah harapan agar kedua mempelai senantiasa bersatu,seiring setujuan dalam mencapai kebahagiaan hidup dan tidak berselisih pendapat selsms mengarungi bahtera kehidupan runah tangga.
0 komentar:
Posting Komentar